Semua
ruh manusia dan jin dikumpulkan di alam barzakh, namun tempat, kedudukan dan
keadaan mereka berbeda-beda. Ruh orang- orang yang beriman dan beramal shalih
bertingkat-tingkat berdasar kadar iman dan amal shalih mereka saat mash hidup
didunia. Demikian pula keadaan orang- orang kafir dan fasik . inilah keadaan
ruh mereka sperti yang dijelaskan dalam sunnah :
1.
Ruh para Nabi dan Rasul.
Ruh para Nabi dan Rasul berada di
illiyyin , di Al-Mala’ Al-A’la atau alam yang tinggi ,
yaitu
disisi Allah. Sebagaimana disebutkan dalam hadits yang shahih , bahwa ruh Nabi
akan diangkat ke sisi Allah ( Ar-Rafiq Al-A’la ).
Dari
Aisyah , ia berkata : “ Saat Rasulullah masih sehat , beliau pernah bersabda ‘ Tidaklah ada seorang Nabi pun yang diwafatkan , melainkan kepadanya telah
diperlihatkan tempatnya kelak di surga, kemudian ia diberi kesempatan memilih (
untuk hidup di dunia lebih lama lagi atau diwafatkan untuk mendapatkan
tempatnya disurga ) ‘. Ketika beliau mengalami detik-detik terakhir hidupnya
kepala beliau berada diatas pahaku , beliau pingsan beberapa saat , kemudian
tersadar kembali dan memandang ke arah atap rumah seraya bersabda , “Ya Allah,
( aku memilih ) Ar-Rafiq Al-A’la ( kawan
yang paling tinggi ).” [ HR.Bukhari no.4083 dan Muslim no.4476 ].
2. Ruh
orang-orang yang mati syahid.
Ruh orang- orang
yang mati syahid berada di(atas) tembolok burung-burung hijau,
Yang
bebas terbang kesana kemari disurga meminum air dari sungai-sungai surge dan
memetik segala jenis buah yang ada. Allah berfirman: “Dan janganlah engkau sekali-kali mengira bahwasanya orang-orang yang
terbunuh dijalan Allah itu adalah orang-orang yang mati. Justru, mereka tetap
hidup disisi Rabbnya dengan mendapat limpahan rizki.” (QS.Ali Imran
[3]:169).
3. Ruh sebagian orang yang mati syahid tertahan dipintu
surga.
Tidak semua ruh orang yang mati
syahid berada pada tembolok burung hijau yang
bergelantungan
pada lampu di ‘Arsy, dan bebas beterbangan di dalam surga untuk minum dan makan
sepuasnya. Sebagian ruh orang yang mati syahid terpaksa tertahan di depan pintu
surga, karena mempunyai tanggungan yang belum ia tunaikan. Di antaranya ada
yang tertahan karena mempunyai hutang yang belum ia bayarkan. Ada pula yang
tertahan karena mengambil harta rampasan perang yang belum dibagi oleh pemimpin
pasukan
Sebagaimana yang dijelaskan dalam hadits :
Dari Muhammad bin Abdullah bin Jahsy
bahwa ada seorang lelaki yang bertemu Nabi dan berkata : “ Wahai
Rasulullah! Apa yang akan kudapatkan bila aku terbunuh dijalan Allah? “
Nabi menjawab,” Surga.” Ketika orang
gitu pergi, beliau meneruskan: “ Kecuali
bila dia berhutang. Baru saja Jibril membisikanya kepadaku.” [HR. Ahmad
no.16616]
4. Ruh orang mukmin yang shalih.
Ruh orang mukmin yang shalih akan
berada pada burung hijau yang bergelayutan pada pepohonan surga. Sebagaimana
dijelaskan dalam sebuah hadits dari Ka’ab bin Malik bahwasanya Rasulullah telah
bersabda.” Sesungguhnya jiwa orang yang
beriman itu akan berada pada pepohonan surga. Demikianlah keadaanya sehingga Allah mengembalikannya kepada tubuhnya
pada hari kebangkitan.” [HR.Ibnu Majah no.4261 dan Ahmad no.15217]
5. Ruh
anak-anak umat Islam dan anak-anak orang kafir yang meninggal saat masih kecil.
Ruh anak-anak umat Islam yang
meninggal saat kecil berada di surga.
Mereka
diasuh Nabi Ibrahim dan istrinya, Sarah, sampai hari kiamat kelak. Tatkala
orang tua mereka masuk surga, barulah Nabi Ibrahim menyerahkan mereka kepada
orang tuanya.
Sebagaimana
dijelaskan dalam hadits shahih.
“ Anak-anak kaum muslimin ( yang meninggal waktu
kecil ) berada di dalam surga. Mereka diasuh oleh Nabi Ibrahim.’’ [
HR.Ahmad no.7974, AL-Hakim no.3356, dan Ibnu Hibban no.7536]
Adapun
anak-anak orang kafir dan musyrik, maka pendapat yang lebih kuat menyatakan
bahwa ruh mereka juga berada dalam surga, diasuh oleh Nabi Ibrahim. Hal ini
sebagaimana dijelaskan dalam hadits shahih :
“ Adapun lelaki yang tinggi dikebun adalah
Nabi Ibrahim. Dan anak-anak kecil disekitarnya adalah setiap anak yang
meninggal dalam fitrahnya.” Sebagian sahabat bertanya : “ Wahai Rasulullah! Bagaimana dengan anak-anak
orang musyrik?” Beliau menjawab: “ Demikian
juga dengan anak-anak kaum musyrik.” [HR.Bukhari no.6525].
6. Ruh yang terkurung di dalam kuburnya dan mendapat
siksa.
Seperti dalam hadits tentang pemilik
selendang yang dia curi dari harta rampasan kaum
muslimin,
lalu ia mati syahid. Orang-orang berkata : “Sungguh senangnya ia masuk surga.”
Nabi justru bersabda “ Demi dzat yang
jiwaku berada ditangan-Nya, sesungguhnya selendang yang dicurinya dari rampasan
perang itu akan menyala sebagai api dalam kuburnya”.
7. Ruh para pezina dan pemakan harta riba.
Adapun ruh para pezina akan
diletakan diatas tungku api yang membara.
Sedangkan
ruh pemakan riba akan dimasukan ke dalam sungai darah, setiap kali mereka akan
berenang ke tepian, maka di tepi-tepi sungai darah busuk itu telah berdiri para
penjaga yang siap dengan batu-batu besar di tanganya, dilemparnya laki-laki dan
wanita pemakan riba itu, hingga tubuh mereka terdorong lagi ke tengah-tengah
sungai. Tak terhitung berapa liter darah dan nanah yang mereka minum. Perut
mereka membuncit sebesar rumah, mereka tak mampu berjalan kecuali seperti
berjalanya orang mabuk yang sempoyongan, yang sedang kerasukan setan. Mereka
tidak berjalan dengan kaki-kaki mereka, namun mereka berjalan dengan
perut-perut mereka yang membuncit.
8. Ruh orang-orang kafir.
Ruh orang-orang kafir ditolak oleh
langit.
Ketika
para malaikat membawa ruhnya ke langit, para malaikat penjaga langit enggan
membukakan pintu untuknya. Maka Allah memerintahkan kepada para malaikat
tersebut untuk mencampakan ruh yang keji dan berbau busuk tersebut ke bagian
bumi yang paling dalam dan rendah. Sebagaimana dijelaskan dalam hadits dari
shabat Bara’ bin Azib :
“
Sesungguhnya manakala seorang hamba yang kafir sedang berada pada detik-detik
terakhir hidupnya didunia dan akan memasuki gerbang kehidupan akhirat, para
malaikat yang hitam legam wajahnya turun kepadanya dari langit dengan membawa
kain tenunan yang kasar. Mereka kemudian duduk di sekeliling orang kafir itu
sejauh mata memandang. Setelah itu malaikat maut datang hingga duduk di sisi
kepalnya, dan berkata : ‘ wahai jiwa yang
keji , keluarlah menuju kebencian Allah dan murka-Nya.’’
Nyawanya lalu dipisah-pisahkan
dari badannya dan dicabut dengan keras, bagaikan besi tusukan sate dicabut dari
kain bulu yang masih basah. Malaikat maut segera menyambut nyawanya, namun
belum sekejap mata nyawa itu berada di tanganya, para malaikat yang hitam legam
wajahnya itu segera mengambilnya dan meletakanya di atas kain tenunan yang
kasar, sehingga darinya keluar bau busuk yang melebihi seluruh bau busuk yang
pernah ada di muka bumi. Para malaikat itu membawa nyawanya ke langit, dan
tidaklah mereka melewati sekelompok malaikat pun melainkan mereka bertanya,” Nyawa siapakah yang sangat keji ini ?”
Para malaikat yang membawanya
menjawab, “ Nyawa fulan bin fulan “, sembari menyebutkan nama panggilannya yang
teburuk kala masih hidup di dunia. Mereka terus membawanya hingga sampai ke
langit dunia, maka mereka meminta dibukakan pintu langit dunia, namun pintu
langit dunia tidak dibukakan untuknya.”
Rasulullah kemudian membacakan
ayat : “ Tidak dibukakan untuk mereka
pintu-pintu langit, dan mereka tidak akan memasuki surga sehingga unta bisa
masuk ke dalam lubang jarum ‘. { QS. AL-Hajj [22]:31 }
Berdasarkan penjelasan di atas,
menjadi teranglah bahwa ruh –ruh yang bahagia maupun ruh-ruh yang celaka
tidaklah berada dalam satu tempat. Bahkan ada ruh yang amat tinggi sekali di Illiyyin, namun ada juga yang rendah serendah-rendahnya
hingga tidak dapat kelua dari perut bumi. Wa
billahi taufiq.
No comments:
Post a Comment